JAKARTA, KOMPAS – Mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Jacob Nuwa Wea, Sabtu (9/4) pukul 08.30 waktu setempat, meninggal di Rumah Sakit
Gleneagles, Penang, Malaysia. Jacob dinilai sebagai sosok pejuang buruh dan toko
yang gigih mendukung Ketua Umum Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri sejak masa Orde Baru.
Jacob meninggal karena komplikasi sejumlah penyakit yang
telah lama diderita, salah satunya stroke yang mulai menyerang pada 2006. Ia
mengembuskan nafas terakhir lima hari menjelang ulang tahunnya yang ke-72.
“Kami masih menunggu kedatangan kakak kami, putri kedua bapak,
yang bermukim di Colorado, Amerika Serikat. Kami juga masih berembuk untuk
memutuskan lokasi pemakaman bapak,” ujar anak ketiga Jacob, Andi Gani Nena Wea,
yang dihubungi dari Jakarta, Sabtu.
Selain putri kedua Jacob, tiga anak lainnya dan isteri Jacob,
Angelina Julia Amiasih, telah berada di Penang. Keluarga dibantu Konsulat
Jederal Republik Indonesia di Penang mengurus pemulangan jenazah ke Jakarta.
Jenazah Jacob akan dibawa ke Tanah Air dengan pesawat khusus, Minggu siang ini.
Pendukung Megawati
Semasa hidup, Jacob sejak semula menjadi aktivis perburuhan.
Ia pernah menjadi Ketua Cabang Kesatuan Buruh Marhaenis pada 1967-1973. Lalu, ia
menjadi Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh
Indonesia (KSPSI) pada 2000.
Puncaknya, pada 2001 hingga 2004, pria asal Flores, Nusa
Tenggara Timur, itu ditunjuk presiden kelima, Megawati Soekarnoputri, menjadi
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Kedekatan Jacob dengan Megawati terjalin erat sejak decade 1990-an.
Jacob merupakan tokoh PDI yang setia mendukung Megawati. Ia tegas membela Megawati
ketika partai itu terpecah karena campur tangan pemerintah pada masa Orde Baru. Saat PDI berganti nama menjadi Partai
Demokrasi Perjuangan, Jacob menjabat Ketua Pimpinan Cabang (DPC) Jakarta Timur
hingga ketua dewan pimpinan pusat (DPP).
Menurut Ketua DPP PDI-P Andreas Hugo Pareira, Jacob
merupakan tokoh senior PDI-P yang menjadi panutan. “Pak Jacob salah satu tokoh
yang menopang perjuangan Bu Megawati di masa sulit. Ia tokoh yang meyakinkan
kami, kader muda, pada 1998 untuk tidak takut mendukung Bu Mega,” kata Andreas.
(SAN)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar