Dengan memeriksa ada tidaknya gangguan bicara (speech) serta kelemahan pada wajah (face) dan lengan (arm), petugas para medis dapat dengan cepat dan akurat memastikan seorang pasien terkena stroke atau tidak. Begitu para peneliti di Inggris melaporkan dalam suatu tulisan yang bertujuan untuk lebih mengenalkan teknik FAST (Face, Arm, Speech Test). Tulisan tersebut dimuat dalam Stroke: Journal of the American Hearat Association, 29 April lalu.
"Tujuan pokok FAST adalah mengetahui secepat mungkin terjadinya stroke agar pasien dapat sesegera mungkin ditangani oleh ahli stroke," tutur Dr. Fary A. Ford, salah satu di antara peneliti itu.
Tim peneliti yang bermarkas di Royal Bournemouth and Christchurch Hospital in Dorset, Inggris, itu melakukan penelitian dengan membandingkan temuan yang diperoleh para medis dan dokter ahli stroke atas 278 pasien yang diduga terkena stroke dan harus diangkut dengan mobil ambulans.
Dari kasus sebanyak itu, 189 di antaranya ternyata benar-benar merupakan kejadian stroke. Petugas paramedis melaporkan adanya kelemahan pada lengan 96 persen pasien, kelemahan wajah pada 68 persen pasien, dan 70 persen pasien mengalami gangguan atau kesulitan bicara.
Saat neurolog memeriksa pasien yang sama beberapa jam kemudian, mereka hampir selalu setuju atas adanya kelemahan lengan yang didapati, rata-rata setuju dengan gangguan bicara yang didapati, dan kadang setuju atas adanya kelemahan di wajah. Menurut tim peneliti, tingkat persetujuan antara paramedis dan neurolog dalam mengenali gejala stroke itu akan meningkat bila keduanya hadir dan menghadapi pasien pada saat yang sama, dan tidak setelah sehari atau beberapa jam berikutnya.
"Kami yakin bahwa pemeriksan dengan FAST bisa digunakan sebagai alat diagnosis stroke untuk kepentingan penanganan sebelum sampai ke rumah sakit," katanya.
Saat neurolog memeriksa pasien yang sama beberapa jam kemudian, mereka hampir selalu setuju atas adanya kelemahan lengan yang didapati, rata-rata setuju dengan gangguan bicara yang didapati, dan kadang setuju atas adanya kelemahan di wajah. Menurut tim peneliti, tingkat persetujuan antara paramedis dan neurolog dalam mengenali gejala stroke itu akan meningkat bila keduanya hadir dan menghadapi pasien pada saat yang sama, dan tidak setelah sehari atau beberapa jam berikutnya.
"Kami yakin bahwa pemeriksan dengan FAST bisa digunakan sebagai alat diagnosis stroke untuk kepentingan penanganan sebelum sampai ke rumah sakit," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar