1. Stroke hanya terjadi pada kelompok usia lanjut.
Umumnya memang demikian. Sebagaimana kita ketahui, sama halnya dengan jantung koroner, walaupun tidak persis betul, pembuluh darah otak pun memerlukan waktu untuk semakin hari semakin menebal dindingnya. Diperlukan waktu puluhan tahun sebelum pipa pembuluh otak tersumbat total.
Namun, adakalanya stroke terjadi juga pada kelompok usia muda. Jika darah tinggi ganas (hypertension maligna) menimpa usia muda, stroke bisa juga terjadi. Stroke pada usia muda, umumnya jenis stroke perdarahan, dan yang ini sering bersifat fatal.
Setelah sebab darah tinggi, pada kelompok usia muda, stroke bisa terjadi sebab adanya kelainan atau anomali pembuluh darah otak. Kasus aneurysm pembuluh darah otak, misalnya. Anak remaja langsung lumpuh sehabis berolah raga, kemungkinan aneurysm penyebabnya.
Pada bayi? Bisa juga jika pembuluh antara dua belahan otaknya pecah (bridging vein) kebiasaan orangtua mengoncang-goncang kepala bayi sambil mengangkat melempar- sangga, bukan kasus yang tak pernah terjadi.
2. Stroke hanya kelumpuhan separuh tubuh.
Tidak. Kita mengenal sejumlah gejala stroke, salah satunya saja antara lain yang paling klasik memang berupa kelumpuhan separuh tubuh. Selain itu bukan jarang stroke juga muncul cuma sebagai gejala kebutaan sebagian lapangan pandangan belaka, gangguan keseimbangan belaka, atau kehilangan ketajaman pancaindra lainnya.
3. Serangan stroke jatuh di kamar mandi.
Tidak hanya itu. Kasus stroke yang muncul pada saat mandi memang kerap kita dengar. Seperti halnya dengan serangan jantung koroner, stroke juga bisa terjadi di mana saja. Tergantung apa penyebab strokenya. Kita tahu ada stroke sumbatan (ischaemic), ada juga stroke perdarahan (haemorrhagic).
Stroke sumbatan sendiri bisa sebab ada sumbatan akibat penebalan karat lemak (atherosclerosis) pada mereka yang mengidap lemak darah (kolesterol, trigliserida) tinggi yang sering disertai pula oleh sudah mengeras dan kakunya dinding pembuluh darah otak dengan semakin bertambahnya usia (arteriosclerosis). Selain itu, pembuluh darah otak bisa tersumbat pula jika ada kiriman gumpalan atau bekuan darah dan seisinya yang luruh dari jantug, terhanyut, lalu tersangkut di pembuluh darah otak (emboli).
Stroke sumbatan sebab thrombosis atau penebalan pipa pembuluh darah otak setempat umumnya terjadi pada saat pasien tengah beristirahat (tidur, duduk, baring), sendangkan stroke sebab emboli atau kiriman dari luar otak umumnya terjadi saat pasien sedang melakukan aktivitas fisik (termasuk selagi mandi).
Stroke sumbatan sebab thrombosis atau penebalan pipa pembuluh darah otak setempat umumnya terjadi pada saat pasien tengah beristirahat (tidur, duduk, baring), sendangkan stroke sebab emboli atau kiriman dari luar otak umumnya terjadi saat pasien sedang melakukan aktivitas fisik (termasuk selagi mandi).
Serangan stroke selagi aktivitas fisik umumnya disertai gejala terjatuh, sehingga pasien terluka atau tercedera. Orang serumah beranggapan terjatuh itu yang berakibat stroke. Namun, yang sebetulnya terjadi, akibat serangan stroke, sehingga orang terjatuh.
4. Serangan stroke tak bisa diramal.
Tidak selalu demikian. Sesungguhnya kalau diamati, tanda tanda awal jauh hari sebelum stroke menyerang, terlebih pada mereka yang memang sudah mengantungi risiko stroke.
Pada mereka yang berisiko, waspada bila sering nyeri kepala, pusing tujuh keliling, semakin pelupa, susah tidur, ada riwayat penglihatan seperti pernah ada yang hilang sejenak, mulai kurang tangkas menulis atau memakai sandal jepit, meyisir rambut, dan banyak lagi. Rasa kebas, rasa kesemutan sesisi tubuh, perlu diwaspadai pula.
Sekarang dengan teknis pencitraan otak yang semakin canggih, sudah dapat terbaca pembuluh darah otak mana saja yang sudah mulai rawan untuk tersumbat. Termasuk tentu kasus-kasus "silent stroke", yakni sudah terjadi stroke pada sebagian wilayah otak, namun belum muncul gejala stroke oleh karena strokenya mengenai area otak yang bukan vital. Bila keadaan "silent stroke" ini dibiarkan, lama-lama serangan stroke akan memasuki area otak vital, sehingga sewaktu-waktu bakal terjadi serangan stroke yang bermanifestasi.
5. Stroke bisa pulih tanpa menyisakan kecacatan.
Tidak. Umumnya stroke hampir selalu menyisakan kecacatan, kecuali apabila jenis strokenya TIA (Transicent Ischaemic Attack), stroke sepintas yang akan pulih sendirinya dalam waktu 24 jam.
Namun, tentu kemunculan stroke sepintas ini tak boleh diabaikan. TIA menyimpan makna medis bahwa sewaktu-waktu ke depan nanti bakal terjadi serangan stroke yang lebih berat. maka perlu dilakukan koreksi agar stroke berikutya yang biasanya lebih berat itu batal muncul.
6. Stroke hanya pada mereka yang lemak darahnya tinggi.
Tidak selalu demikian. Bahwa memang mereka dengna risiko tinggi terserang stroke umumnya memiliki lemak darah (kolesterol, trigliserid) tinggi, termasuk yang mengidap kencing manis dan asam urat tinggi, yang cenderung memperburuk kadar lemak darahnya.
Bukan tak mungkin stroke juga terjadi pada yang waktu mudanya olahragawan sejati, yang jantung dan pembuluh darahnya kokoh kuat. Pada kasus demikian faktor stres biasanya ikut bekerja.
Pembuluh darah otak yang menguncup seketika, sepintas bisa saja memunculkan stroke. Demikian pula bila ada riwayat penyakit jantung (pernah infeksi katup jantung), sifat darah yang cenderung mengental; dan sel-sel darah yang rentan menggumpal serta faktor-faktor kandungan darah yang buruk; fungsi pompa jantung yang melemah dan irama jantung yang kacau akan mengendurkan aliran dan derasnya darah, sehingga berisiko terjadi emboli si penyumbat pembuluh darah otak kiriman dari jantung.
7. Pascastroke orang masih bisa bekerja.
Tidak selalu berkategori demikian. Bila strokenya parah mengenai sebagian besar area vital otak, termasuk mengganggu fungsi ingatan, pusat berbicara, dan fungsi luhur, tentu bagian dari kecacatan yang tidak selalu bisa diterima untuk bidang pekerjaan yang memerlukan pemikiran. Apalagi bila sudah mengubah kepribadian.
Kita tahu setiap gangguan (kerusakan) pada otak apa pun penyebabnya, termasuk akibat stroke, kepribadian bisa berubah paranoid, muncul depresi, dan mungkin anomia, runtuhnya kepemilikan tata nilai, etika, dan moral.
Namun, tentu berbeda halnya dengan kasus stroke pada sumsum tulang belakang yang tidak mengenai susunan saraf pusat (otak). Stroke akibat kecelakaan atau terjadinya perdarahan yang mengenai sumsum tulang belakang, sekalipun menyisakan kelumpuhan kedua tungkai, dan pada kedua lengan juga, namun otak masih berfungsi normal. Pada kasus stroke demikian, pasien secara rohani masih berkemampuan memadai.untuk melakukan pekerjaan seperti sediakala bila faktor kelumpuhan totalnya masih bisa diterima.
8. Storke tak mungki berulang.
Tidak. Sisi ini yang sering dilupakan. Bahwa sekali terserang stroke justru harus menjadi catatan penting bahwa sewaktu-waktu stroke susulan bakal datang lagi. Kita tahu bahwa pada pembuluh darah otak pasien stroke sebagian besar cabangnya, begitu pula dengan pembuluh besar di batang leher (carotid), umumnya sudah mulai tersumbat pula.
Hanya soal waktu, stroke di lokasi yang lain bakal muncul apabila faktor penyebabnya tidak dikontrol. Bila lemak darahnya tetap dibiarkan tinggi, pola dan gaya hidupnya tetap menambah buruk faktor risiko strokenya masih tetap dipelihara, stroke susulan hampir pasti bakal datang lagi.
9. Stroke itu bukan turunan.
Anggapan itu tidak lagi seluruhnya benar sekarang. Beberapa riset menemukan adanya gen stroke, itu berarti orang yang mewarisi gen stroke berisiko terserang stroke dalam hidupnya, serupa dengan mereka yang kena stroke akibat ulah membiarkan faktor risiko kena strokenya dipelihara.
Untuk kasus berbakat stroke, cuma tinggal bagaimana bakat jelek itu dijinakkan agar strokenya tidak sampai muncul. Caranya dengan meniadakan semua faktor risiko terkena stroke, termasuk dengan cara mengendalikan menu, berat badan, pola dan gaya hidup sehat, dan terbebas dari stres buruk (malstress).
10. Orang dengan tekanan darah rendah tidak mungkin kena stroke.
Tidak demikian. Justru pada orang yang mengidap darah tinggi perlu mewaspadai jangan sampai tekanan darahnya anjlok lebih rendah dari biasanya. Tekanan yang anjlok bisa berdampak buruk sama terhadap otak dengan tekanan darah yang dibiarkan kelewat tinggi.
Melemahnya tekanan darah ke otak mengurangi pasokan oksigen juga. Kita tahu sel otak sangat rentan terhadap kekurangan oksigen. Itu sebab salah satu upaya agar stroke tidak menyerang atau sampai datang susulan, tekanan darah dijaga agar tidak terlalu tinggi, tidak pula kelewat rendah. Minum obat darah tinggi rutin jangan sampai bikin tensi anjlok sehingga menjadikan tekanan darah tak lagi mencukupi kebutuhan oksigen otak. Benar berat otak cuma sekilo setengah, namun mengambil jatah darah seperlima kebutuhan tubuh. @
Tidak ada komentar:
Posting Komentar