Cari Blog Ini

Selasa, 24 Desember 2013

PENANGANAN STROKE TANPA PEMBEDAHAN

SERANGAN stroke terjadi ketika aliran darah ke otak terhenti. Penyebabnya bisa karena pecah maupun tersumbatnya pembuluh darah yang memasok darah ke otak.

Salah satu pembuluh darah yang jika tersumbat akan menyebabkan stroke ialah pembuluh darah karotis, yakni pembuluh darah di leher, yang merupakan salah satu saluran utama aliran darah ke otak.

Sumbatan pada pembuluh darah karotis bisa terjadi karena penumpukan plak di dinding pembuluh darah sehingga diameternya terus menyempit (stenosis). Ketika plak pecah, timbul gumpalan darah (trombus) yang akan menutup diameter pembuluh  itu juga bisa tersumbat oleh trombus dari jantung maupun tempat lain.

Umumnya, penyumbatan di pembuluh darah karotis ditangani dengan pembedahan untuk mengangkat sumbatan, Namun, saat ini ada metode tanpa pembedahan yang bisa menjadi alternatif. Sabtu (1/12), tim dokter RS Siloam Lippo Village, Tangerang, bersama pakar dari Taiwan, Paul Hsien Li Kao, menerapkan metode tersebut pada salah satu pasien di RS tersebut.

"Prosedur tanpa pembedahan ini dilakukan dengan kateterisasi," ujar dokter spesialis penyakit jantung dan pembuluh darah RS Siloam Lippo Village, Sunanto.

Ia menjelaskan metode ini diawali dengan memasukkan kateter pada pembuluh darah di pangkal paha pasien. Dengan menyusuri pembuluh darah dari pangkal paha, kateter yang bentuknya serupa selang itu diarahkan menuju pembuluh darah karotis. Selanjutnya, melalui kateter itu dimasukkan alat untuk menembus sumbatan sekaligus memasang stent (serupa cincin) untuk menyangga pembuluh darah sehingga tidak menyempit kembali.

Hanya 30 menit
Menurut Sunanto, pelaksanaan prosedur tersebut hanya membutuhkan waktu sekitar setengah jam. Pasien bahkan boleh langsung meninggalkan rumah sakit seusai operasi  bila kondisinya baik.

Namun, lamanya tindakan ini bergantung pada ketebalan sumbatan. Butuh waktu untuk mencari celah dan menembusnya. Pada sumbatan total, prosesnya bisa lebih lama," imbuh Sunanto.

Besar biaya untuk prosedur itu tergantung banyak sedikitnya sumbatan. Semakin banyak sumbatan, semakin banyak pula stent yang dipakai.

Biaya tiga stent setara dengan operasi bedah by pass, sekitar Rp 70 juta, di luar biaya kamar dan perawatan.

Keberhasilan metode kateterisasi itu mencapai 90% dengan catatan prosedur dilakukan oleh dokter ahli.

Hardja Priatna yang juga dokter spesialis pembuluh darah dan jantung RS Siloam Lippo Village menambahkan, tidak semua kasus penyempitan pembuluh darah karotis harus ditangani dengan prosedur itu.

"Harus ada indikasi, seperti penyumbatannya telah menutup lebih dari 50% diameter pembuluh darah."
Data menunjukkan penyempitan pembuluh darah karotis berkontribusi 30% terhadap kejadian stroke. Seseorang yang mengalami penyumbatan karotis bisa mengalami gejala lumpuh tiba-tiba, wajah merot, atau bicaranya menjadi pelo. Itu disebut stroke ringan. Mungkin saja gejala itu akan pulih lalu berulang kembali.

Hardja menyarankan, seseorang yang mengalami gejala itu segera memeriksakan diri. Penyempitan pembuluh darah karotis bisa dideteksi dini dengan pemeriksaan USG. Dengan demikian, tindakan penanganan bisa segera dilakukan. (*/H-3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Stroke Bisa Dicegah, siapa Mau?

Kebanyakan orang yang tidak berkesadaran menjalankan gaya hidup sehat,  berpotensi terserang stroke. Wah, menyeramkan sekali !!! Penyebabnya...