PEMERINTAH Amerika Serikat (AS) menerima informasi bahwa pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-il menderita serangan stroke kedua pada akhir bulan lalu, demikian siaran televisi Jepang, Tokyo Broadcasting System (TBS).
Intelijen AS, mendapat informasi bahwa Kim (66), menderita stroke lain pada akhir Oktober, kata TBS dalam situs web-nya, mengutip seorang sumber intelijen AS yang tidak disebutkan namanya yang berpangkalan di Korea Selatan (Korsel).
TBS mengutip sumber-sumber Korsel yang dekat dengan dinas intelijen AS, mengatakan, Kim mendapat kesulitan untuk menggerakkan kaki kirinya. Selain itu, Kim juga kesulitan untuk berbicara.
Menurut informasi, Kim mendapat pengobatan di rumah sakit (RS) eksklusif di Pyongyang untuk stroke pertamanya pada pertengahan Agustus, kata TBS.
"Bagaimana pun, dia mendapat serangan stroke kedua pada akhir Oktober, yang menyebabkannya sulit menggerakkan tangan dan kakinya, dan memengaruhi kemampuan bicaranya," masih menurut TBS.
Namun, lanjut TBS, sumber AS itu tidak menjelaskan seberapa parah penyakit yang dideritanya. Para pejabat AS dan Korsel mengatakan, Kim mungkin menderita pada Agustus, yang mencuatkan pertanyaan-pertanyaan mengenai siapa yang akan menggantikannya sebagai kepala negara komunis itu.
Namun, laporan-laporan yang saling bertentangan mengenai kesehatan pemimpin Korut tersebut, masih terus membuat situasi mendung. Presiden Korea Selatan (Korsel) Lee Myung-bak kepada surat kabar Chosun Ilbo Selasa, menyatakan, Kim telah pulih dari sakit dan sudah kembali bekerja mengendalikan negara.
Kesehatan Kim menjadi subyek dan spekulasi seru karena dia belum mempublikasikan calon penggantinya untuk menjalankan negara miskin dan bersenjata nuklir itu.
Ahli bedah otak Prancis Francois-Xavier Roux, kepala bedah syaraf di RS Sainte-Anne di Paris, mengaku mengunjungi Pyongyang bulan lalu, tetapi menyangkal untuk mengobati Kim.
Kim gagal menghadiri parade 9 September yang merupakan pawai hari jadi ke 60 Korut, sehingga makin menguatkan rumor yang berhembus bahwa dia benar-benar sakit.
AFP/Reuters/MLF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar