POLA HIDUP tidak sehat dapat memicu serangan stroke. Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai faktor risiko dan deteksi dini terhadap stroke juga disebut-sebut menjadi penyebab hadirnya 300 ribu kasus baru penyakit stroke di Indonesia.
Di Indonesia, orang meninggal akibat stroke menempati urutan kedua terbesar setelah penyakit jantung, yaitu 15,4.
Mengutip penberitaan Kompas (3/10), rokok, menurut dokter, spesialis jantung dari Klinik Mayo Amerika Serikat. Thomas R Behrenbeck, adalah salah satu penyebab timbulnya stroke yang paling tinggi. Berdasarkan studi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2010, peluang terjadinya stroke akibat rokok mencapai 50 persen.
Stroke juga menjadi bagian tak terpisahkan dari masalah jantung dan pembuluh darah. Jika jantung mengalami gangguan, misalnya irama denyut tidak teratur, cairan darah yang dipompakan keluar jantung menjadi tidak beraturan pula sehingga mengganggu metabolisme organ-organ tubuh lainnya.
Menurutnya oksigenasi pada otot jantung acap kali menimbulkan ekstra denyutan yang pada akhirnya mengganggu keseimbangan sirkulasi otak. Jika pembuluh darah otak mulai mengeras, kaku, serta dipenuhi tumpukan lemak, gangguan keseimbangan sirkulasi tersebut akan memicu tersumbatnya aliran darah. Bila hal itu terjadi, stroke akan timbul di otak.
Bantu hindari cacat akibat stroke
Orang yang terserang stroke biasanya mengalami cacat pada beberapa fungsi alat tubuh. Oleh karena itu, makin cepat pasien mendapatkan penanganan medis, kecacatan akibat stroke dapat diminimalkan. Penanganan medis dengan cepat dan tepat juga dapat menghindari kematian akibat stroke.
Salah satu fasilitas yang dapat membantu penderita stroke menghindari kecacatan adalah Stroke Unit yang terdapat di RS Premier Jatinegara. Layanan terpadu bagi penderita stroke ini mencakup layanan unit gawat darurat (UGD), pemeriksaan neurodiagnostik, pelayanan dokter spesialis saraf maupun spesialis lainnya, serta perawat berpengalaman. (BYU)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar