TINGKAT kematian orang dewasa
laki-laki usia 35 - 39 di Indonesia ditengarai meningkat 5%. Penyakit
tidak menular terkait dengan gaya hidup atau degeneratif jadi pemicu
naiknya tingkat kematian di kalangan laki-laki dewasa.
Hal
itu terungkap dalam riset yang dilakukan Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan. Penelitian
dilakukan dengan membandingkan tingkat kematian karena beban penyakit
pada 1990 dan 2010.
Peneliti
Utama Balitbangkes, Soewarta Kosen, mengatakan selama dua dekade
terakhir telah terjadi perubahan drastis. Penyakit menular yang pada
1990-an mendominasi, tetapi pada 2010 posisinya digantikan penyakit
degeneratif.
"Dari
riset, terjadi kenaikan 5% untuk kematian laki-laki dewasa akibat
penyakit degeneratif," ungkap Soewarta dalam seminar Hasil Studi Beban
Penyakit, Trauma, dan Faktor Risiko di Indonesia Tahun 2010: Tingkat dan
Kecederungan, di Jakarta, kemarin.
Dia
memberi contoh, pada 1990 penyebab kematian teratas di dalam negeri
didominasi penyakit menular, seperti infeksi saluran pernapasan,
tuberkulosis, dan diare. Namun, pada 2010 penyebab kematian teratas itu
diambil alih penyakit stroke.
Menurut Soewarta, melonjaknya kematian akibat stroke disebabkan
kombinasi semakin tingginya kasus penyakit hipertensi, kegemukan, dan
konsumsi rokok serta garam di kalangan masyarakat.
"Untuk itu, agar terhindar dari penyakit degeneratif seperti stroke, kesadaran masyarakat untuk melahap sayur dan buah sebagai upaya menjaga kesehatan tubuh harus ditumbuhkan."
Selain
penyakit degeneratif, kematian yang tinggi pada laki-laki dewasa akibat
kecelakaan juga cenderung menaik grafiknya. Kecelakaan menjadi penyebab
kematian nomor tiga di Indonesia. Sepeda motor, lanjut Soewarta,
menjadi paling banyak mengalami kecelakaan.
"Di jalur busway saja, setiap bulan rata-rata ada 300 kecelakaan yang menyebabkan 60 kematian," pungkas dia. (Tlc/H-2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar