Cari Blog Ini

Senin, 21 Oktober 2013

GANGGUAN IRAMA JANTUNG BISA PICU STROKE

JAKARTA, KOMPAS - Perubahan denyut jantung membuat tak semua darah dalam serambi jantung dipompa ke seluruh tubuh. Akibatnya, darah yang tertinggal mudah menggumpal. Gumpalan darah yang terbawa hingga pembuluh darah di otak bisa menimbulkan stroke.

Kepala Divisi Pendidikan dan Penelitian Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, yang juga dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, RWM Kaligis, Senin (15/8), di Jakarta, mengatakan, gejala gangguan irama jantung sering kali tidak dirasakan dan tidak diketahui oleh penderita.

Keluhan umum yang dirasakan penderita adalah jantung berdebar-debar akibat denyut jantung tak teratur, rasa sesak dan sakit di dada, tekanan darah turun karena berkurangnya kemampuan jantung memompa darah, serta tubuh lemas akibat tidak ada aliran darah ke otot. Selain itu, kepala terasa melayang akibat berkurangnya pasokan darah dan oksigen ke otak.

"Jika gumpalan darah terjadi pada pembuluh di kaki atau tangan, bisa mengakibatkan kelumpuhan. Gumpalan darah di usus bisa membuat jaringan usus mati dan harus diamputasi," katanya. 

Kaligis menambahkan, gangguan irama jantung umumnya dipicu penyakit atau kelainan pada tubuh. Mereka yang memiliki riwayat gangguan pada katup jantung, penderita gagal jantung dan serangan jantung, serta mereka yang pernah menjalani operasi bypass koroner memiliki peluang  besar mengalami gangguan irama jantung. Penderita gondok yang kelebihan hormon tiroid juga memiliki peluang terserang.

Praktisi kesehatan, Inge Kartono, mengatakan, kasus gangguan irama jantung yang memicu stroke banyak ditemui di sejumlah rumah sakit dan klinik di Indonesia walau angkanya belum diketahui pasti. "Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi untuk penyakit tidak menular di Indonesia," tuturnya.

Selama ini, penderita gangguan irama jantung mendapat pengobatan, menggunakan warfarin yang berfungsi sebagai obat anti pembekuan darah. Dalam Jurnal Kedokteran New England (New England Journal of Medicine), awal Agustus, diujicobakan obat baru, rivaroxaban.

Dari uji yang dilakukan, obat baru ini lebih mampu menurunkan tingkat kejadian stroke, karena lebih efektif mengatasi pembekuan dan penggumpalan darah. Tingkat keamanannya sama dengan warfarin, tetapi memiliki perlindungan terhadap kardiovaskular yang lebih baik. Rivaroxaban juga lebih mudah ditoleransi pasien dan penggunaannya mudah, cukup ditelan satu kali sehari dengan dosis 20 miligram. (MZW)

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Stroke Bisa Dicegah, siapa Mau?

Kebanyakan orang yang tidak berkesadaran menjalankan gaya hidup sehat,  berpotensi terserang stroke. Wah, menyeramkan sekali !!! Penyebabnya...