STROKE adalah gangguan
fungsi otak yang mendadak. Gangguan ini bisa bersifat sementara, tetapi tanpa
penatalaksanaan yang baik bisa berlanjut dan meluas ke daerah otak lainnya.
Gangguan bisa disebabkan oleh darah yang mengental (bahkan membeku), karena
perdarahan, dan karena pasokan darah berhenti.
Gangguan sirkulasi darah
ini sekaligus mengakibatkan berkurangnya aliran
oksigen dan gula darah ke daerah otak. Akibat berat yang terjadi adalah kematian sel otak dan kerusakan fungsi
otak.
Berikut ini adalah faktor-faktor
yang mungkin bisa menjadi pedoman untuk mencegah terjadinya stroke.
1 Ingat
Pencegahan. Stroke mungkin tidak dapat disembuhkan, tetapi bisa dicegah. Yang
terbaik adalah menjalani pola hidup sehat tanpa rokok dan alcohol, cukup
istirahat, dan sempatkan berolahraga.
2 Pria
lebih berisiko. Kasus stroke lebih sering, dua kali lipat, terjadi pada kaum
pria ketimbang kaum wanita. Karena, kebiasaan hidup kaum pria lebih dekat
dengan faktor-faktor pencetusnya- Penyakit media stroke. Beberapa penyakit yang
dikenal sebagai media terjadinya stroke, antara lain hipertensi (berisiko lima
kali lipat), diabetes melitus (tiga kali lipat), obesitas (tiga kali lipat),
sakit jantung, stres.
- Tanda-tanda identik. Stroke biasanya diawali
dengan gejala-gejala seperti tubuh terasa lemah, bahkan sulit digerakkan
(lumpuh) pada satu sisi (kanan atau kiri). Tangan atau kaki di sisi yang
diserang juga terjadi kehilangan fungsi.
Tangan sulit digerakkan, dan kaki sulit digunakan untuk melangkah.
- Tanda-tanda berikutnya. Biasanya kemudian
terjadi pula ‘kelumpuhan’ pada otot-otot bagian wajah, juga di salah satu sisi
(kanan atau kiri). Garis mulut menjadi miring. Terasa kebas (hilang kepekaan)
di sisi wajah yang ‘lumpuh’, yang biasanya diawali dengan rasa kesemutan.
Biasanya juga diiringi dengan rasa pusing, mual, ingin muntah
-
Sulit bicara. Dalam kondisi yang sudah cukup
berat, biasanya kemudian dibarengi dengan kesulitan bicara.
- Mulut ikut bermasalah. Gangguan juga terjadi ada
fungsi mulut. Selain akan berbentuk menyong (turun atau naik sebelah), penderita
juga biasanya akan sulit mengunyah dan menelan.
- ‘Mati kiri’. Kalau yang diserang adalah bagian
kiri, maka otomatis otak kiri pula yang terserang. Karena otak kiri berfungsi
sebagai ‘pemikir’, maka gangguan yang terjadi adalah pasien akan sulit untuk
berpikir. Atau, daya pikirnya menjadi jauh menurun.
- ‘Mati kanan’. Kalau yang diserang bagian kanan,
demikian pula otomatis otak bagian kanan (penyimpan data) yang terserang. Maka,
pasien akan mengalami kesulitan untuk mengingat sesuatu. Atau, ia menjadi
pelupa.
-
Mata dan telinga ikut terganggu. Gangguan ‘mati
sebelah’ ini juga secara otomatis akan memengaruhi fungsi mata dan telinga
(kiri atau kanan tergantung pada bagian sisi mana yang diserang). Pandangan
menjadi kabur atau ganda, dan kepekaan pendengaran pun menjadi jauh berkurang,
bahkan terasa tuli sementara.
- Bisa mengakibatkan cacat total. Bila terjadi
gejala-gejala awal, segeralah temui dokter. Kesalahan yang sering terjadi,
umumnya pasien baru dibawa ke dokter ketika sudah dalam kondisi berat, bahkan
sesuah ‘mati sebelah’. Ini yang sering menjadikan pihak medis sulit melakukan
upaya mengatasi sehingga tidak jarang terjadi cacat total berupa kelumpuhan.
(Usp/berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar