Hidroterapi telah lama digunakan oleh para penderita stroke. Seperti apa terapinya? Hampir semua reaksi di dalam tubuh manusia memerlukan air. "Bahkan, untuk dapat bekerja normal, otak membutuhkan komponen air sebanyak 90%, dan darah membutuhkan kadar air sebanyak 95%," kata Dr Don Colbert, MD, ahli nutrisi dan penulis buku The Seven Pillars of Health dari Florida, AS. Di dalam tubuh, air berperan dalam proses metabolisme: membawa nutrisi dan oksigen ke seluruh sel tubuh melalui darah, mengatur suhu tubuh, sebagai pelumas persendian, unsur pembentuk darah, serta sekresi cairan seperti air mata, air liur dan lain-lain.
Di luar tubuh, pemanfaatan air untuk pengobatan telah tercatat dalam sistem pengobatan Mesir kuno, misalnya, raja dan kalangan bangsawan mempunyai kebiasaan untuk berendam di dalam air yang diberi minyak essential dari bunga-bungaan untuk menghilangkan kelelahan. Sementara, di Yunani, sejak tahun 500 SM, air telah dimanfaatkan untuk mengatasi cedera otot yang dialami para atlet di arena Olympiade.
Khusus untuk stroke, digunakan kolam air hangat 31 - 33 derajat Celsius. Di dalam air, anggota tubuh yang sulit digerakkan di darat, karena adanya kekakuan otot dan persendian, akan lebih mudah digerakkan dan dilatih kelenturannya. Ini karena ada beberapa efek fisika air, seperti gaya apung air (buoyancy, efek thermal (suhu air), serta efek hidrostatik (daya tekan), dan hidrodinamik (daya gerak) air yang berpengaruh pada saat proses terapi latihan berjalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar