STROKE menempati urutan ketiga sebagai penyakit mematikan setelah penyakit jantung dan kanker. Tanpa pengobatan, 62% penderita stroke akan mengalami kecacatan sedang sampai berat.
Data itu disampaikan dokter spesialis saraf dr Nimzah SpS dan dr Radya Thayeb SpS dalam seminar bertajuk Kenali Stroke dan Pencegahannya, di RSU Bunda Jakarta, beberapa waktu lalu.
Nimzah menyampaikan upaya untuk mencegah kefatalan akibat stroke dapat dilakukan melalui langkah AKSI. "AKSI merupakan ringkasan dari asimetri wajah, kaki atau lengan lumpuh, sulit berbicara, dan inisiatif ke rumah sakit," jelas Nimzah.
Asimetri wajah misalnya wajah mencong ke kiri atau kanan, ngiler tiba-tiba, dan terasa baal atau mati rasa. "Minta penderita tersenyum untuk memastikan adanya asimetri wajah."
Kaki atau lengan lumpuh bisa ditunjukkan dengan kesulitan memegang benda atau berpakaian, baal, salah satu lengan tidak dapat diangkat, dan kesulitan berjalan. "Minta penderita mengangkat kedua tangan untuk melihat tanda-tanda tersebut."
Gejala sulit berbicara bisa berupa tidak jelas, kacau, tidak mengerti pembicaraan orang lain, serta lupa cara menulis dan membaca.
"Jika tanda-tanda tersebut terjadi pada seseorang, segera berinisiatif ke rumah sakit. Kehilangan waktu berarti kehilanghan sel-sel otak akibat stroke," pesannya. (*/H-3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar