Cari Blog Ini

Selasa, 12 November 2013

Stroke, Penanganan Cepat Bisa Selamatkan Jiwa

TANGERANG, KOMPAS - salah satu kunci keberhasilan penanganan stroke adalah menangani pasien secepat mungkin setelah serangan pertama. Tindakan itu sangat menolong, terutama untuk pasien stroke yang disebabkan tersumbatnya pembuluh darah ke otak.

"Penanganan cepat harus dilakukan maksimal tiga jam dari serangan pertama. Tindakan itu memberikan peluang sembuh hingga 50 persen bagi penderita stroke yang disebabkan penyumbatan darah ke otak,  ujar dokter spesialis bedah saraf Rumah Sakit Eka, Setyo Widi N, dalam peresmian Eka Hospital Stroke Center di Tangerang, Rabu (2/10).

Setyo memaparkan, stroke merupakan kerusakan jaringan otak akibat sumbatan di pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak. Hal itu menyebabkan kecacatan sehingga memengaruhi kualitas hidup penderita ataupun keluarganya. Selain kehilangan kemampuan fisik, penderita stroke juga mengalami kemunduran kognitif. Pada kondisi serius, hal itu bisa menyebabkan kematian. 

Stroke bisa muncul kapan saja, di mana pun, dan pada siap saja. Saat sedang melakukan aktivitas atau ketika beristirahat, setiap orang berisiko terserang stroke, bahkan tanpa gejala penyerat yang disadari penderita. 

Tanda-tanda orang yang terserang stroke antara lain wajah menjadi asimetris, artikulasi bicara menjadi cadel, dan tungkai atau lengan menjadi lemah. Biasanya  kelemahan terjadi di satu sisi tubuh.
"Kalau melihat kondisi seperti itu pada seseorang anggota keluarga ataupun orang-orang di sekitarnya harus segera melarikan ke rumah sakit. Pertolongan secepat mungkin bisa meminimalkan kerusakan jaringan orak," ujar Setyo.

Rokok adalah salah satu penyebab timbulnya stroke yang paling tinggi. Thomas R Behrenbeck. Dokter spesialis saraf Rumah Sakit Eka, Herianto, mengatakan stroke adalah penyebab utama kematian pasien rumah sakit di Indonesia saat ini. Temuan kasusnya terus meningkat dari tahun ke tahun.  "Sebagai gambaran, saat ini 60 - 70 persen pasien di Klinik Neurologi Rumah Sakit Eka merupakan pasien stroke. Per bulan ada sekitar 30 pasien stroke yang dirawat inap di sini, " ujarnya.

Kata Herianto, stroke disebakan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal karena genetik dan usia. Biasanya, mulai usia 45 tahun, risiko stroke meningkat dua kali lipat setiap pertambahan usia lima tahun. Faktor eksternal karena gaya hidup tak sehat, antara lain merokok, diabetes, hipertensi, kolesterol dan obesitas.

Rokok, menurut dokter spesialis jantung dari Klinik Mayo Amerika Serikat, Thomas R Behrenbeck, adalah salah satu penyebab timbulnya stroke yang paling tinggi. Berdasarkan studi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2010, peluang terjadinya stroke akibat rokok mencapai 50 persen. 

"Pada dasarnya pencegahan lebih baik daripada mengobati. Mengatur pola hidup sehat dengan tidak merokok adalah pilihan terbaik untuk menghindari stroke," katanya. (K04)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Stroke Bisa Dicegah, siapa Mau?

Kebanyakan orang yang tidak berkesadaran menjalankan gaya hidup sehat,  berpotensi terserang stroke. Wah, menyeramkan sekali !!! Penyebabnya...