LONDON, SENIN - Mantan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher, Senin (8/4), meninggal pada usia 87 tahun di London. Kabar duka pertama kali disampaikan juru bicara keluarga, Tim Bell, yang mengatakan, mantan penghuni Downing Street No. 10 yang terkenal dengan sebutan "Wanita Besi" tersebut meninggal akibat stroke, tetapi dalam keadaan sangat tenang.
Perdana Meneri (PM) Inggris David Cameron yang senang berada di Madrid untuk menghadiri sejumlah pertemuan membatalkan penerbangannya ke Paris untuk bertemu Presiden Francois Hollande. Cameron yang menjuluki Thatcher dengan sebutan "Great Briton" itu langusng terbang ke London pada Senin siang begitu mendengar kabar duka.
Bergelar kebangsawan Baroness Thatcher, perdana menteri yang berkuasa selama 11 tahun (1979-1990) itu akan dimakamkan dengan prosesi pemakaman seremonial dan penghormatan militer penuh. Pemakanam seremonial hanya berbeda tipis dengan pemakaman kenegaraan yang diperuntukkan terutama bagi anggota kerajaan.
"Downing Streeet mengumumkan atas persetujuan Ratu. Lady Thatcher akan menerima pemakaman seremonial dengan perhormatan militer. Upacara akan berlangusng di Katedral Santo Paul," demikian pernyataan kantor PM Inggris, kemarin.
Terlahir dengan nama Margaret Roberts pada 13 Oktober 1925 di Grantham, Lincolnshire, Inggris, Lady Thatcher mengabdikan diri sebagai anggota parlemen untuk wilayah Finchley, London Utara, pada tahun 1959-1992. Dengan pendidikan resmi sebagai sekretaris. Thatcher sukses menggantikan posisi Edward Heath sebagai pemimpin Partai Konservatif untuk kemudian memenangi pemilu pada tahun 1979, 1983, dan 1987.
Sebagai politisi dan pemimpin pemerintahan Lady Thatcher punya golongan pengagum sekaligus kelompok pembeci. Bagi pengagumnya, Thatcher adalah pahlawan yang menyelamatkan Inggris dari kehancuran dan meletakkan dasar-dasar bagi kebangkitan ekonomi yang luar biasa. Bagi para pengkritknya, Thatcher adalah seorang tiran tak berperasaan, yang menendang ke jalanan orang-orang yang lemah dan membuat kalangan berpunya menjadi semakin kaya raya.
Meski demikian, Thatcher tetap dianggap sebagai pemimpin luar biasa dan mendapat pengakuan internasional. "Margaret Thatcher adalah politisi hebat sekaligus seorang pribadi yang cemerlang. Dia akan tetap dalam kenangan kami dan sejarah," ujar Mikhail Gorbachev, mantan pemimpin Uni Soviet dan penerima Penghargaan Nobel yang rutin bertemu dengan Thatcher menjelang berakhirnya perang dingin. (BBC/AFP/JOY)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar