Cari Blog Ini

Rabu, 27 November 2013

DEHIDRASI: PENYEBAB STROKE

Berbicara tentang patologi yang permanen, perkenankan saya menceritakan kisah saudari saya, Shahla. Kami keluarga yang akrab, dan ada ikatan khusus antara saudari saya dan saya sendiri. Jarak usia kami sekitar tiga belas tahun. Ketika kami bersekolah di Inggris, jauh dari rumah dan orangtua, sayalah yang bertugas mengawasinya. Bahkan, di tahap hidup selanjutnya, manakala ia perlu membuat keputusan yang penting ia akan berkonsultasi dengan saya. Sebagai keluarga, kami pindah ke Amerika ketika kami merasa tidak aman lagi untuk hidup di tanah air kami, Iran. Sebagian besar dari kami pindah ke Virginia Utara. 

Shahla seorang pekerja keras dan seorang eksekutif yang dapat diandalkan, dan meskipun ia mengalami banyak gejolak dalam hidup di pengasingan, ia tidak kehilangan kegembiraan dan antusiasmenya. Baru-baru ini ia mulai merokok meskipun saya menasihatkan hal yang sebaliknya. Ia juga mulai menyukai anggur merah. Ia datang ke Virginia untuk bekerja dengan adik laki-laki saya, yang sudah membangun diri sebagai seorang pengembang di area itu.  

Pada musim panas tahun 1989, Shahla ingin santai setelah banyak pasang surut dalam kehidupan emosionalnya. Ia memutuskan untuk meluangkan waktu di sisi kolam renang kompleks apartemennya. Ia juga berusaha menurunkan berat tubuhnya. Ia ingin mempergunakan sebagian besar waktu luangnya dan akhir minggu di bawah sinar matahari di tepi kolam. Kadang-kadang ia juga meminum anggur sambil bersantai di tepi kolam - tempat yang ideal bagi banyak orang yang menginginkan liburan yang tenang dan santai.

Pada suatu Senin pagi setelah berakhir minggu di kolam, ketika ia bekerja di kantornya, ia merasakan sensasi kesemutan di lengan kirinya. Secara bertahap sisi kiri tubuhnya menjadi berat dan tidak cukup responsif. Ia ketakutan dan menelepon saya. Ia meninggalkan kantor dan pulang ke rumah. Pada saat saya tiba, tungkai kaki dan lengan kirinya setengah lumpuh. Ia nyaris tidak dapat menggerakkannya. Sekarang ia sangat ketakutan. Setelah pemeriksaan singkat dan menelepon seorang teman dokter, saya mulai memaksakan air ke dalam tubuhnya. Saya berhasil memberinya dua wadah air dan satu wadah jus jeruk dengan beberapa garam, jadi sekitar enam liter cairan. Kecemasannya mulai menghilang. Pada saat dokter tiba, kelemahan lengannya telah membaik dan ia juga dapat menggerakkan otot tungkai kakinya. 

Mungkin Anda berpikir bahwa saya harus memanggil ambulans dan membawanya ke ruang perawatan darurat rumah sakit terdekat. Saya tidak melakukannya karena selain menerima infus untuk memasukkan cairan ke dalam tubuhnya, saya percaya bahwa ia akan mengalami kerusakan lain pada saat ia menunggu mendapatkan perawatan medis. Namun, ia membaik, dan semakin membaik. Di sore hari ia jelas sudah menuju ke pemulihan. Tetapi, kami perlu menemukan kemungkinan adanya patologi setempat di otak yang memberi tanda kehadirannya dengan mewujudkan kelemahan otot pada salah satu sisi tubuh.

Kami mengatur konsultasi dengan salah satu dokter ahli saraf setempat dan kami pergi untuk mendapatkan evaluasi yang mendalam. Setelah pemeriksaan, ia menemukan sisa sedikit kelemahan di sisi kiri tubuh. Shahla dimasukkan ke rumah sakit. Setelah semua pemeriksaan darah dan prosedur noninvasif seperti CT-scan dan MRI tidak menunjukkan apa pun, diputuskan untuk melakukan angiogram otak untuk menyingkirkan kemungkinan kebocoran aneurisme di arteri otak.

Prosedur  ini dilakukan keesokan harinya. Arteri-arteri otaknya bersih. Tidak ada aneurisme, tidak ada plak, tidak ada sumbatan, tidak ada yang bisa bertanggung jawab untuk kelemahan sementara pada sisi kiri tubuhnya. Mereka membebankan seribu tiga ratus dolar untuk tiga malam rawat inap di rumah sakit. Ia belum mempunyai asuransi untuk membayar pengeluaran seperti itu. Tidak perlu dikatakan, istirahat macam apa yang ia alami di tepi kolam yang harus  dibayarnya dengan kesehatan dan uangnya. Mengapa? Karena pemahaman yang keliru tentang cara kerja tubuh manusia.

Ia telah sangat mendehidrasi otaknya dengan minum alkohol, panasnya matahari, diet tanpa asupan air, dan lingkaran setan peristiwa-peristiwa fisiologis yang dipicu ketika terjadi dehidrasi parah. Apa yang telah dilakukan oleh otaknya adalah menghentikan sebagian besar aktivitasnya, aktivitas yang bisa membawa dirinya ke lokasi ia dapat melanjutkan tindakan-tindakan yang menimbulkan kerusakan.   

Bahkan, pada situasi murni ketika terjadi penyumbatan arteri di otak, yang berakibat "pembusukan" jaringan otak, hidrasi yang memadai melalui infus telah menghasilkan pemulihan yang dramatis. Pada percobaan-percobaan terhadap hewan, jika cairan infus diberikan dalam satu jam setelah penyumbatan arteri utama ke suatu bagian otak yang sebenarnya akan menghancurkan sekitar 20 persen area otak yang tidak mendapatkan darah, area yang membusuk ini akan dikurangi secara mencolok. Begitu besar daya air dalam menghidupkan kembali area-area otak yang sengaja dikurangi oksigen dan peredaran darahnya. 

Inilah sebabnya saya memaksakan air kepada Shahla begitu saya berhasil menemuinya. Saya pikir, bahkan jika salah satu arteri otaknya tersumbat, air akan membantu membuka kapiler-kapiler di sekitarnya dan mencegah perluasan gumpalan ke luar area yang sudah terbentuk. Begitu pula, jika manifestasi persarafan ini disebabkan oleh spasme vaskuler, air akan meredakan penyempitan arteri - dan inilah yang terjadi. Tidak ada waktu untuk menunggu dan melihat perkembangan situasi; sebuah keputusan dan tindakan sangat vital  pada saat Shahla  menunjukkan awal kelemahan otot yang semakin meningkat. Sekarang ini, ia baik-baik saja. Ia tidak lagi merokok, dan hanya meminum anggur pada perayaan tertentu, tetapi ia minum banyak air -  cukup untuk memberinya energi yang berlimpah. 

Edmund, suami manajer kantor saya, seorang pria muda mengalami jenis kelumpuhan yang sama dan dibawa ke rumah sakit. Istrinya, Joy, diberitahu tentang krisis yang sedang dialami oleh keluarganya. Saya berada di dekatnya ketika ia menerima informasi itu. Saya bertanya apakah Edmund cukup minum air. Ternyata, ia jarang minum air. Saya meminta Joy untuk langsung memaksanya minum banyak air untuk mencegah berlanjutnya kerusakan. Ia melakukannya, dan Edmund pulih total. Sekarang sudah empat tahun sejak ia mengalami serangan itu. 

Pesan kisah-kisah ini adalah: Beri banyak air kepada calon penderita stroke - jika mungkin, sebelum  mereka mengembangkan gumpalan dan mengalami gejala persarafan. 
F. Batmanghelidj, M.D.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Stroke Bisa Dicegah, siapa Mau?

Kebanyakan orang yang tidak berkesadaran menjalankan gaya hidup sehat,  berpotensi terserang stroke. Wah, menyeramkan sekali !!! Penyebabnya...