Namun,
kondisi itu tidak ditemukan pada perempuan. Temuan Esme Fuller-Thompson
dari Universitas Toronto, Kanada, yang dimuat dalam International Journal of Stroke itu didasarkan atas informasi dari 9.900 pria dan perempuan di Amerika Serikat yang mengikuti survei nasional pada 2010.
Dari 4.047 pria yang ikut survei, 165 orang mengaku menderita stroke.
Mereka yang mengalami kekerasan semasa kanak-kanak atau orangtuanya
kecanduan obat-obatan dan alkohol tidak disertakan dalam penelitian ini.
"Tidak jelas bagaimana perceraian meningkatkan risiko stroke
pada pria. Kemungkinan perceraian mengubah cara anak laki-laki bereaksi
terhadap stres," kata Fuller-Thompson kepada My Health News Daily,
Kamis (13/9).
Temuan ini selaras dengan penelitian anak-anak yang orangtuanya bercerai berisiko terserang stroke dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang pernikahan orangtuanya langgeng. (MYHEALTHNEWSDAILY/MZW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar