Selama ini, berdasarkan riset, konsumsi antioksidan mengurangi risiko terkena stroke
dan demensia (kepikunan). Namun, penelitian terbaru di jurnal
Neurology, Rabu (20/2), menunjukkan kebalikannya bahwa konsumsi
antioksidan tak memengaruhi risiko stroke dan demensia.
Penelitian ini dilakukan pada 5.300 orang berusia lebih dari 55 tahun di Belanda. Dari jumlah itu, 600 orang terserang stroke dan 600 orang mengalami demensia. Jumlah penderita stroke dan demensia itu hampir sama pada orang yang mengonsumsi antioksidan dalam jumlah tinggi atau rendah sejak 14 tahun sebelumnya.
"Studi
baru itu didasarkan atas kadar total antioksidan responden, tidak
dilihat dari sumber makanannya, " kata peneliti Elizabeth Devore dari
Sekolah Kedokteran Harvard, Boston, AS, seperti dikutip My Health News
Daily. Tingginya kadar antioksidan dalam tubuh penderita stroke
atau demensia itu diduga akibat tingginya konsumsi teh dan kopi. Kedua
jenis minuman itu mengandung antioksidan yang disebut flavonoid. Karena
itu, Devore menyatakan jenis-jenis makanan mengandung antioksidan yang
dikonsumsi jadi penting. Ini didukung penelitian sebelumnya dengan
responden sama, yaitu konsumsi vitamin tinggi menurunkan risiko demensia
dan konsumsi vitamin E tinggi menurunkan risiko demensia dan konsumsi
vitamin C tinggi mengurangi risiko stroke.
Kedua
jenis vitamin itu termasuk antioksidan. Ini juga didukung riset lain
yang menunjukkan orang yang banyak mengonsumsi antioksidan dari buah,
sayur, dan kacang-kacangan memiliki risiko stroke dan demensia lebih rendah. (MYHEALTHNEWSDAILY/MZW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar