PANGKAL PINANG, KOMPAS – Pimpinan tertinggi Umat Katolik di
Bangka Belitung dan Kepulauan Riau berpulang. Uskup Pangkal Pinang Mgr Hilarius
Moa Nurak SVD meninggal dalam usia 73 di RS Mount Alverina, Singapura, Jumat
(29/4) pukul 12.40 waktu setempat.
Berita duka itu dibenarkan Vikjen Keuskupan Pangkal
Pinang RD Lucius Poya saat dihubungi
Jumat (29/4). Semalam, jenazah dibawa ke Batam dan disemayamkan di Gereja St
Petrus Lubuk Baja. “Ini untuk memberikan
kesempatan bagi umat Katolik, kerabat, dan kenalan di Kepulauan Riau memberikan
penghormatan terakhir,” ujarnya.
Sabtu ini pukul 16.00, jenazah diterbangkan ke Pangkal
Pinang, Bangka. Adapun pemakaman akan dilakukan Senin (2/5) siang di Kompleks
Keuskupan Pangkal Pinang.
Mgr Hilarius meninggal karena serangan stroke 10 hari lalu.
Sempat dirawat di RS Bhakti Timah Pangkal Pinang, kemudian pada akhir pecan lalu
diterbangkan ke Singapura. Namun, nyawanya sulit terselamatkan.
“Keluarga bersama pihak keuskupan telah berusaha maksimal. Tetapi,
semua usaha itu terbatas dan Tuhan lebih memilih memanggil guru dan gembala umat
yang sederhana, bersahaja ini,” kata Philips Gobang, adik sepupu almarhum.
Meski usia kian menua, Uskup Hilarius tidak pernah surut
dalam mengunjungi umatnya hingga ke pulau kecil dan terpencil. Ombak laut yang
terkadang ganas tak membuat nyalinya ciut melakukan perjalanan pastoral.
“Saya pernah mendampinginya mengunjungi umat di sebuah pulau terpencil. Kami ke sana
menggunakan kapal kecil dan harus beberapa kali berganti kapal. Kami sempat terombang
ambing di tengah laut. Tetapi, hal itu tidak menyurutkan semangat,” kata Yulius
Timbul Wahyudi, warga Bangka.
Bagi Wali Kota Pangkal Pinang Muhammad Irwansyah, Uskup
Hilarius adalah sosok orang tua karena saat ia kecil, Hilarius sudah menjadi
Uskup di Pangkal Pinang. “Saya sering
bertemu dengannya. Ajarannya untuk bekerja dengan hati dan tindakan
untuk tetap menjaga toleransi menjadi panutan, tidak hanya bagi umat Katolik,
tapi juga masyarakat Pangkal Pinang pada umumnya,” ujarnya.
Saat hari raya Idul Fitri, Uskup Hilarius adalah orang pertama
yang mengunjunginya. Hal serupa ketika
hari raya Natal dan Tahun Baru, kediamannya selalu terbuka bagi siapa saja.
Uskup Hilarius adalah sulung dari 10 bersaudara, pasangan
Aloysius Paulus Pau dan Bernedeta Modesta. Lelaki asal Maumere, Flores, tersebut
lahir di Waikabubak, Pulau Sumba, pada 21 Februari 1943. Dia ditahbiskan sebagai
Imam SVD pada 2 Agustus 1972. Lalu, pada tahun 1987 ditunjuk menjadi Uskup Pangkal
Pinang dan ditahbiskan pada 2 Agustus 1987. (GEr/JAN/RAM).

Tidak ada komentar:
Posting Komentar