Tegar bersemangat. setelah terkena stroke, pembuluh darahnya pecah pada 29 Februari 2009, sebulan kemudian operasi pemasangan selang plastik di kepala, Prof Dr Winarno Surakhmad (84) tidak lepas dari kesukaannya membuat lelucon.
Ditemui di rumahnya, ahli pendidikan itu berujar, "Saya jadi abdinya tongkat ini." Mengapa? Sambil menunjukkan tongkat berkaki lima di dekatnya, dia lanjutkan," Coba. Dia tidak bisa jalan sendiri, tetapi harus saya dorong. kalau sudah saya pegang, rasanya saya didorong-dorong untuk lari."
Bicara dengan "logika bengkok" itu tidak hanya menyangkut hal-hal rumit pendidikan, tetapi juga soal-soal sederhana sehari-hari. sejak lima tahun lalu, praktis geraknya dibantu kursi roda. Namun, Winarno masih sempat main angklung Mang Ujo punya.
"Main angklung itu menyehatkan. Dengan menggoyang-goyangkan alat musik bambu itu, seolah-olah seluruh otot digoyang-goyangkan," katanya.
Tidak asal digerakkan, angklung pakai irama sesuai lagu yang dimainkan. "Angklung harus dimainkan bersama," kata Winarno yang bermain bersama grup Karmel beranggota sekitar 50 orang berusia lanjut untuk terapi.
Mantan Rektor IKIP Jakarta (sekarang Universitas Negeri Jakarta) ini dikenal dengan kritik-kritik tajam konstruktif yang sulit dibantah. Solusi yang ditawarkannnya diam-diam dijadikan acuan kebijakan pemerintah. (STS)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar