SESEORANG yang terkena serangan stroke bisa menderita kecacatan dan kematian. Stroke itu dianggap banyak orang menyerang secara mendadak. Padahal, tidak ada penyakit yang datang mendadak. Salah satu sinyal akan terjadi serangan stroke dapat diketahui melalui gangguan irama jantung atau filbrilasi atrium (FA).
Ahli penyakit jantung, Yoga Yuniadi MD PhD. menjelaskan, stroke terjadi pada suatu keadaan hilangnya fungsi otak secara cepat yang disebabkan kurangnya aliran darah ke otak. Penyebab stroke ada dua jenis, stroke iskemik yang diakibatkan pembekuan darah dan stroke hemoragik yang disebabkan robek/pendarahan. Penderita stroke iskemik lebih banyak dibandingkan hemoragik yang hanya 15 - 20 persen.
FA sebagai gangguan irama jantung terjadi akibat sinyal listrik jantung tidak terkoordinasi di atrium. Hal ini menyebabkan jantung berkontraksi cepat dan tidak beraturan. "Karena ketidakteraturan itu pembuluh darah jadi bingung. Pasien stroke yang ada FA akan lebih parah dampaknya dan lebih cepat kambuh," ujarnya yang menganggap pemahaman masyarakat tentang FA masih kurang.
Menurut dokter jantung RS Harapan Kita ini, untuk mencegah serangan jantung, seseorang harus mewaspadai kelelahan yang berlebihan, merasa tidak ada energi meskipun hanya beraktivitas biasa. Kondisi itu, kata Yoga Yuniadi, sering terjadi tapi luput dari perhatian. Denyut nadi bisa cepat kemudian berubah lambat, lalu cepat lagi.
Tanda lain akan terjadi serangan stroke, seperti napas terasa sesak, napas seperti tidak sampai, dan jantung berdebar. Jantung berdebar ini oleh kalangan kedokteran di negara Barat diibaratkan bunyi drum di dada dan seperti disambar petir. Seringkali juga seseorang merasa melayang, pusing, yang kemudian bisa menyebabkan pingsan. Sering kencing juga bisa menjadi tanda terjadinya FA. Tanda-tanda seperti itu, apalagi diderita oleh pasien hipertensi (darah tinggi) dan diabetes melitus (DM) harus segera mendapatkan penanganan dokter.
Penyebab stroke tidak disebabkan faktor tunggal tapi banyak faktor yang saling terkait. FA pun disebabkan multifaktor. Risiko terjadinya FA dialami pada seseorang yang berusia di atas 60 tahun. Namun bukan berarti di bawah usia 60 tahun tidak bisa terkena FA. Penderita DM, hipertensi, pernah menderita jantung koroner, pernah mendapat serangan jantung, gagal jantung, kebocoran katup jantung, kelainan jantung bawaan, operasi jantung terbuka, penyakit tyroid, paru menahun, sleep apnea (berhenti bernafas saat tidur), minum alkohol, penyakit serius dan banyak minum kopi menjadi penyebab FA.
Lili Wahab (37) salah satu penderita FA mengatakan, dia didiagnosa FA sejak dua tahun lalu. Sebelumnya, jantungnya berdebar-debar, bangun tidur sesak napas, dan lemah. "Bangun tidur sudah lemah tapi masih usaha ke dapur. Di dapur ketika bawa makanan tumpah karena lemah. Lalu pingsan. Waktu dibawa ke dokter mulut saya sudah miring tidak bisa digerakan," ujar Lili yang diusia 12 tahun pernah operasi jantung bocor.
Begitu juga dengan Sukardi (79) yang didiagnosa FA sejak 2000. Dia diberi pengobatan teratur hingga darahnya menjadi terkontrol. Pengobatan yang diberikan dengan jenis walfarin yang diminum satu tablet/hari. Obat ini membuat darah lebih encer untuk menghindari penggumpalan darah sehingga mengurangi risiko terjadinya stroke. Baik Sukardi dan Lili mengaku tidak ada pantangan khusus selama mengonsumsi walfarin. Meski masih boleh mengonsumsi sayuran hijau, tapi jumlahnya agak dibatasi.
Menurut dokter Yoga, deteksi dini FA dapat dilakukan cukup sederhana, cepat dan sangat murah. Caranya dengan mengukur denyut nadi. Jika denyut nadi berdenyut secara tidak beraturan, ada denyut nadi yang hilang harus segera berpikir FA. Terlebih ketika mengukur tensimeter digital, tidak dapat diukur tensinya akibat angka laju jantung yang berubah ekstrim. Untuk yang paling akurat bisa diperiksa EKG.
Tujuan pengobatan FA dilakukan untuk mencegah terjadinya stroke dan komplikasi terkait pembekuan darah dilakukan terapi antikoagulan (pengencer darah) dan kontrol laju jantung. Selain itu, untuk menghilangkan gejala menghindari gangguan jantung dengan memperhatikan kontrol laju jantung dan kontrol irama jantung. (Iis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar