Tulisan
itu terpampang pada gubuk kecil di sudut taman Victoria Garden. Nama
taman di halaman rumah Benny Panjaitan itu diambil dari Victoria
Panjaitan, nama bungsu pasangan Benny-Nancy Sitompul. Tulisan di atas
mencerminkan semangat Benny Panjaitan yang pernah terkena stroke, namun gigih berupaya hingga ia sampai hari ini masih bisa lantang bernyanyi bersama Panbers.
Kumpulan
itu kini berawak Benny, Asido, Maxy Pandelaki, Hendri Lamiri, dan Hans
Noya. Benny dan kawan-kawan masih menulis lagu dan bahkan membuat album,
termasuk Panbers 2008 yang menandai langkah Panjaitan Bersaudara pada
era keempat.
Panbers
menghasilkan lagu-lagu yang sampai hari ini masih didengar dan
dinyanyikan orang. Di antara puluhan lagu kondangnya, tersebutlah antara
lain "Pilu", "Hidup Terkekang", "Terlambat", "Indonesia My Lovely
Country", "Pelipur Lara", "Ibu", "Pelita Hati", "Cinta Remaja". dan
tentu saja lagu-lagu dari album pertama yang hampir semuanya populer.
Itu lagu-lagu era 1970-an. Pada pertengahan 1980-an, Panbers masih bisa
melontarkan hits "Gereja Tua".
Benny
yakin, yang menjadikan sebuah band hebat dan dikenang orang adalah
lagu. Keterampilan bermusik memang penting, tapi lagulah pada akhirnya
akan dikenang orang sepanjang zaman. Lagu terkenal, banyak orang yang
bisa menulis. "Tapi lagu yang melegenda itu jarang. Ibarat orang, wujud
bisa hilang, tapi rohnya tetap ada," kata Benny.
Panbers,
Koes Plus, The Mercy's, Favourites Group, Bimbo, D'Lloyds, adalah
grup-grup musik yang lagu-lagunya populer pada awal era 1970-an dan
sampai hari ini masih terdengar.
"Koes
Plus dan Panbers menjadi lokomotif. Koes Plus yang membuka ladang, kami
menanam. Anak-anak sekarang yang memetik hasil," kata Benny beribarat
tentang industri musik yang ikut dirintisnya. (XAR)



Tidak ada komentar:
Posting Komentar